Friday, October 5, 2012

Pameran And The Cocks are Still Fighting: ANGKAT SOLIDARITAS DAN DAYA JUANG SENIMAN SENI RUPA

Magelang Ekspres, Wednesday, June 27, 2012. Page. 6


Podojoyonyo, 150 x 200 cm, Mixedmedia on canvas, 2012
Pameran lukisan yang mengetengahkan karya-karya dua dan tiga dimensi dengan beragam medium berlangsung di Syang Art Space Jl. MT. Haryono No. 2 Magelang, Jawa Tengah 56122 pada tanggal 23 Juni s/d 25 Juli 2012. Pembukaan dilakukan sineas senior Garin Nugroho. Pada malam minggu (23/06) kemarin, pameran seni rupa dan lukisan tersebut dimulai.
SEPERTI yang dijelaskan oleh ketua panitia acara pameran tersebut, Dedi Yuniarto, And The Cocks are Still Fighting mengangkat spirit solidaritas antar seniman sekaligus daya juang individu seniman seni rupa sebagai homo creator.

Auver Someday, Somebody, Vincent and Me, 200 x 300 cm, Oil on canvas, 2012
"Ketiadaan infrastruktur seni rupa seperti museum yang dikelola oleh negara, universitas maupun pemerintah tingkat daerah sebagaimana yang terjadi di negara-negara tetangga, lemahnya kritik seni, kian terbukanya arus informasi serta belum kunjung jelasnya diskursus wacana kontemporer hampir selama lima dekade ini berakibat pada meningkatnya peran galeri, art dealer, kolektor maupun balai lelang yang kemudian membentuk art market domination yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah serta frekuensi pameran, jelas Dedi.

Ia juga menjelaskan, peran serta galeri seni saat ini memang sangat dibutuhkan karena selain dapat meningkatkan harga karya seni dan dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat yang ingin menikmati karya seni. "Dengan banyaknya art gallery diharapkan akan meningkatkan harga karya seni rupa dan kegiatan lelang yang aktif, ujarnya. Dan menurutnya pula realitas medan sosial seni rupa yang terbangun saat ini adalah kian sengitnya persaingan antar seniman serta kian kuatnya arus dominasi pasar. Medan sosial seni rupa bak medan pertarungan tanpa wasit.

Single Fighter (model to aluminium)
70 x 60 x 85 cm, Newsprint, 2011
Disamping itu dengan diadakannya pameran-pameran seperti ini akan membuat para seniman selalu gelisah, untuk selalu produktif menciptakan karya-karya terbaru mereka, dan menuntut para seniman untuk menghindari zona nyaman yang membuat para seniman miskin karya. "Seniman dituntut memiliki daya kekuatan kreatif untuk terus-menerus menghasilkan karya-karya dengan pemikiran dan konsep yang matang. Sejalan dengan itu seniman pun dituntut untuk rela menghindari 'zona nyaman' agar tetap gelisah untuk terus kreatif dan terpacu melahirkan karya-karya bermutu. “The chief enemy of creativity is good sense, demikian seniman besar Pablo Picasso pernah berkata," jelas Dedi.

Para peserta pameran tersebut tergabung dalam wadah Fighting Cocks Group Yogyakarta yang merupakan kelompok seniman seni rupa alumni ISI Yogyakarta yang beranggotakan Zam Kamil, Moch Basori, Nurul 'Acil' Hayat, dan Dedi Yuniarto (manajemen grup).

Hampir dalam setiap agenda pameran bersama, kelompok ini selalu mengajak seniman-seniman diluar anggota untuk berpartisipasi. Begitu pun dalam event pameran bersama bertajuk And The Cocks are Still Fighting di Syang Art Space kali ini, turut serta 15 seniman diluar kelompok seperti: Budi ‘Bodhonk’ Prakoso (Yogyakarta), Dedy Sufriadi (Yogyakarta), Dyan Anggraini (Yogyakarta), Daniel Rudi Hartanto (Jakarta), Ethel Kings (Estonia), Ida Bagus Putu Purwa (Bali), I  Gusti Alit Cakra (Yogyakarta), I Made Budhiana (Bali), I Made Wiradana (Bali), Ivan Yulianto (Yogyakarta), Nasirun (Yogyakarta), Rocka Radipa (Yogyakarta), Suharmanto (Yogyakarta), Tri Suharyanto (Yogyakarta), Untung Yuli Prastiawan (Magelang). Chandra (mg22)

No comments:

Post a Comment